Teks Cerita Fiksi atau juga di sebut teks cerita fantasi adalha merupakan salah satu teks yang kita pelajari dalam pelajaran Bahas Indonesia kelas X. Seperti pada teks-teks lainya, Teks Cerita Fiksi juga memiliki Struktur Teks, dan Kaidah yang membedakannya dengan Teks-Teks lainya. Berikut ini kita akan mempelajari tentang Teks Cerita Fiksi yang meliputi Pengertian, Struktur Teks, dan Kaidah Kebahasaannya.
Pengertian Teks Cerita Fiksi
Teks Cerita Fiksi adalah sebuah karya tulis yang dibangun dan disusun berdasarkan alur cerita normal seperti kebanyakan cerita pada umumnya tetapi bersifat fiksi atau hanya khayalan belaka dan tidak mungkin terjadi di dunia nyata. TYeks Cerita Fiksi biasanya berbentuk cerita pendek yang di dalamnya memiliki alur cerita yang terkesan msebuah khayalan saja
Struktur Teks Cerita Fiksi
Seperti halnya teks-teks lainnya teks cerita fiksi juga memiliki struktur dalam penyusunanya.Secara keseluruhan, struktur yang membangun teks cerita fiksi dalam novel terdiri dari abstra, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda. Dan berikut merupakan struktur teks cerita fiksi :
- Abstrak, bagian ini hanyalah opsional boleh ada ataupun tidak. Bagian ini merupakan inti dari dari teks cerita fiksi.
- Orientasi, pada bagian ini berisi pengenalawan tema, latar dan juga tokoh. Tahap orientasi ini merupakan bagian awal dari sebuah teks cerita fiksi dalam novel.
- Komplikasi, merupakan klimaks dari teks cerita fiksi karena pada bagian ini mulai muncul berbagai permasalahan.
- Evaluasi, merupakan bagian yang berisi mulai munculnya pemecahan dan penyelesaian masalah.
- Resolusi, merupakan bagian berisi pemecahan masalah dari masalah yang dialami tokoh.
- Koda (reorientasi), berisi amanat dan juga pesan-pesan positif yang bisa dipetik dari teks cerita fiksi.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fiksi
Ciri kebahasaan atau kaidah kebahasaan teks cerita fiksi merupakan salah satu cara agar kita dapat mengetahui apakah teks tersebut termasuk kedalam teks cerita fiksi dalam novel atau bukan. Teks cerita fiksi memiliki 3 ciri kebahasaan, diantaranya sebagai berikut.
- Metafora, merupakan majas perumpamaan yang membandingkan benda dengan melukiskan secara langsung atas dasar sifat yang sama.
- Metonimia, merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata tertentu sebagai pengganti kata sebenarnya karena memiliki pertalian yang begitu dekat.
- Simile (persamaan), merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit dengan maksud menyatakan sesuatu saa dengan hal yang lain. Gaya bahasa simile ini ditandai dengan kata pembanding seperti, seumpama, laksana, selayaknya, dan sebagainya.
Jenis Teks Cerita Fiksi
Adapun jenis cerita fiksi ada tiga yaitu:
- Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif.
- Cerpen merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya.
- Roman.
Unsur-Unsur Teks Cerita Fiksi
Nah berikut ini unsur untrinsik yang membangun cerita fiksi dimana unsur ini ada di dalam cerita fiksi sebagai berikut:
- Tema
- Tokoh
- Alur/Plot
- Konflik
- Klimaks
- Latar
- Amanat
- Sudut pandang
- Penokohan
- Kesatuan
- Logika
- Penafsiran
- Gaya
Sedangkan unsur ekstrinsik yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri berikut ini.
- Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap.
- Keyakinan.
- Pandangan hidup yang keseluruhan itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.
- Psikologi baik yang berupa psikologi pengarang seperti ekonomi, politik dan sosial juga akan mempengaruhi karya sastra.
- Pandangan hidup suatu bangsa.
- Berbagai karya seni yang lain dan sebagainya.
Contoh Teks Cerita Fiksi
Abstrak:
Di kampung melayu, Sang Pemimpin Pulau Belitong, hiduplah tiga orang anak. Mereka bernama Ikal, Arai, dan Jimbron. Arai adalah seorang yatim piatu, ia ditinggal ayahnya saat masih SMP. Setelah Tamat SMP, Ikal dan Arai melanjutkan sekolah menuju jejang SMA. Karena desa mereka tidak ada SMA, maka mereka melanjutkan sekolah di SMA Bukan Main yang terletak di Belitong. Mereka harus menempuh perjalanan cukup jauh sekitar 30 km untuk sampai kesana. Karena jauhnya jarak yang ditempuh, maka mereka memutuskan untuk mengontrak sebuah kos yang letaknya cukup dekat dengan sekolah. Mereka mendaftar sekolah sendiri. Saat hari pertama masuk, mereka bertemu anak yang bernama Jimbron. Dari situlah awal persahabatan mereka.
Orientasi:
Suatu sore, mereka bersama guru sastra dan teman-temannya, berkumpul di lapangan. Di sana guru mereka, Pak Balia, mengajarkan cara membuat kalimat yang indah. Salah satu kalimat yang tercamkan di pikiran Ikal, Arai, dan Jimron, yakni "Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas almamater suci tiada tara:Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montesquieu, dan Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra dan seni hingga merubah peradaban...". Pada saat itulah mereka mengkristalisasikan harapan agung mereka, yakni bersekolah ke Prancis! Mereka ingin menginjakkan kaki mereka di Almamater suci: Sorbonne. Harapan itu selanjutnya menghantui mereka setiap hari. Begitu tinggi cita-cita mereka.
Komplikasi:
Suatu malam, Ikal dan kawan-kawannya berkumpul di teras kos mereka. Di depan kos mereka terdapat sebuah bioskop yang sudah tua. Namun, mereka belum pernah sama sekali masuk ke bioskop tersebut. Mereka juga takut untuk masuk ke dalam bioskop karena masuk ke bioskop merupakan larangan dari sekolah. Apabila pihak sekolah mendapati salah satu siswa masuk kesana, mereka pasti dihukum. Dan orang yang menghukum itu tidak lain adalah Pak Mustar, pendiri sekolah tersebut yang terkenal kejam. Ciri khas beliau menghukum, yaitu dengan mempermalukan seorang yang melanggar aturannya di depan umum. Suatu hari, petugas bioskop memasang sebuah poster yang menggambarkan tentang film yang akan diputar. Di poster itu tergambar seorang wanita dengan memakai busana yang minim bersama anjing pudelnya.
Evaluasi:
Melihat gambar itu, mereka langsung menutup wajah mereka dan masuk ke dalam kos. Meraka takut, dengan melihat gambar itu bisa menghancurkan akhlak meraka. Tetapi dalam hati mereka, tetap timbul keinginan untuk masuk ke dalam bioskop tersebut. Namun untuk masuk ke dalam sana diperlukan sebuah cara agar pihak sekolah tidak mengetahuinya, karena mereka tahu bahwa aturan bioskop tersebut yakni anak sekolah dilarang masuk. Saat melakukan cara yang pertama mereka mengalami kegagalan. Setelah itu, mereka kembali ke kos. Mereka berpikir keras agar bisa masuk kesana. Saat itu, Jimbron berada di luar. Ia melihat sekelompok perempuan berkerudung masuk kesana. Dari penglihatanya itu, ia memiliki sebuah ide, yakni masuk kedalam bioskop menggunakan kerudung. Ia pun langsung mengatakan kepada Ikal dan Arai dan usulannya pun diterima. Mereka memakai cara tersebut, lalu mereka masuk kesana dan upaya mereka berhasil. Akhirnya, mereka masuk di dalam bioskop untuk pertama kalinya.
Tiba-tiba lampu bioskop dimatikan. Tak lama kemudian film pun diputar. Suasana riuh menyelimuti bioskop tersebut. Namun saat adegan puncak, tiba-tiba film dihentikan dan lampu dinyalakan. Mereka bertiga pun kagat dan ternyata disana sudah ada ada Pak Mustar yang sedang berpatroli. Meraka akhirnya tertangkap basah dan seperti biasa, beliau menghukum mereka dengan ciri khasnya. Setelah dihukum, mereka langsung disuruh pulang. Tidak hanya sampai disitu hukuman bagi meraka. Masih ada hukuman lain dari Pak Mustar, tetapi diberikannya saat masuk sekolah nanti. Perasaan tidak nyaman menyelimuti mereka. Ternnyata benar apa yang meraka duga, mereka dihukum di sekolah. Atas perbuatannya itu, Pak Mustar mengumpulkan seluruh murid dan menghukum meraka bertiga. Meraka disuruh mempraktikkan ulang adegan yang ada di film tersebut. Suasana riuh menyelimuti hukuman mereka. Banyak siswa yang terpingkal-pingkal melihat adegan mereka.
Resolusi:
Saat penerimaan rapor, hati Ikal dan Arai gelisah tidak karuan. Meraka takut membuat kecewa sang ayah, karena peringkat mereka merosot. Tidak lama, Ayah Ikal pun datang dengan baju safarinya. Seperti biasa, beliau mengucapkan salam kepada mereka. Lalu, langsung masuk ke dalam aula. Setelah selesai acara, beliau langsung menepuk punggung mereka berdua dengan halus dan setelah itu pulang.
Ayah Ikal memang terkenal pendiam. Ikal pun sadar atas kesalahannya dan langsung mengejar ayahnya. Ikal pun akhirnya berhasil menyusul ayahnya di atas Jembatan Lenggang. Saat dia berlari di samping sepeda ayahnya. Sang ayah pun terkejut dan tersenyum. Sebuah senyum lembut yang menyatakan sebuah kebanggan.
Tak terasa tiga tahun terlewat, mereka bertiga pergi merantau ke Pulau Jawa. Berbekal ijazah SMA mereka mencoba mencari pekerjaan. Setelah sekian lama mecari, akhirnya Ikal mendapat pekerjaan di sebuah Kantor Pos yang ada di Jakarta dan Arai di Kalimantan. Setelah sekian lama tak bertemu, akhirnya mereka bertemu juga. Setelah itu, Ikal mengundurkan diri dari Kantor Pos. Lalu, mereka pulang kampung untuk pertama kalinya. Mereka disambut hangat oleh keluarga di sana.
Koda (Amanat):
Berbulan-bulan Ikal dan Arai menanti kepastian penguji beasiswa. Saat-saat yang di tunggu datang. Meraka bersama-sama membuka surat itu. Dan, mereka pun terbelalak melihat tulisan Universitas yang menerima mereka. Berulang-ulang, orag tua Ikal mengucapkan "Alhamdulillah". Arai pun demikian, ia sangat bangga atas hasil yang diraihnya. Namun, hal ini kurang lengkap baginya, karena tidak ada orang tua. Ia telah sebatang kara, Namun demikian indahnya, Tuhan bertahun-tahun telah memeluk mimpi-mimpi mereka dan telah menyimak harapan-harapan sepi dalam hati mereka karena di kertas itu tertulis Universitas yang menerima mereka, disana tertulis: Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.